RUWATAN SENGKALA BUR-MANUK

LATAR BELAKANG

Kehinaan, keterpurukan, kelaparan, dan kesengsaraan rakyat kecil menggapai kehidupan adalah sebuah gambaran fenomena nyata dan kondisi riil bangsa kita saat ini. Sementara itu berbagai kepentingan politik, ekonomi, sosial budaya dan berbagai kepentingan lainnya, saling berlomba dan berlaga semakin membuat suasana menjadi panas dan gaduh bercampur di antara keresahan dan kebingungan rakyat kecil yang dihadapkan pada berbagai pilihan yang sama-sama belum jelas bagai di dunia maya.
Sedangkan bila kita cermati tanah air kita yang kaya raya, bumi kita yang subur makmur, kaya akan tanaman maupun kandungan mineral yang tak ternilai harganya, air & lautan yang kaya akan kekayaan alam melimpah ruah. Tetapi yang menjadi pertanyaan kita, mengapa rakyat kita miskin dan kelaparan. Sementara itu, dalam penyelenggaraan negara menanggung banyak hutang yang semakin membelit dan mencekik kita dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kondisi yang penuh keprihatinan ini karena disebabkan banyaknya masalah dan musibah yang menimpa bangsa kita. Kalau dalam budaya Jawa disebut kita sedang mengalami jaman kala bendhu kebag pageblug. Sekarang yang menjadi pertanyaan, apakah pada masa lalu bangsa kita juga pernah mengalami jaman kala bendhu kebag pageblug seperti ini. Kalau pernah mengalami bagaimana nenek moyang kita dahulu menghadapi dan mengatasinya.

 

Tinjauan Sejarah :
- Sejarah Kerajaan : pada masa kerajaan Singhasari diperintah Raja Anusapati sebagai Raja Singhasari ke-2. Raja Anusapati mengadakan Ruwatan di Candi Kidal untuk membebaskan rakyat dan Ibunya (Ken Dedes) dari belenggu kehidupan.
- Sejarah Kemerdekaan : Ir. Soekarno selaku proklamator kemerdekaan Republik Indonesia, menggali sejarah tentang burung Garuda sebagai lambang negara di Candi Kidal dan akhirnya dipakai sebagai salah satu prasyarat pembebasan bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan. Karena di Candi Kidal ada relief tentang Burung Garudeya yang cukup lengkap bila dibandingkan dengan di Candi-Candi yang lain. Dalam penggalian sejarah burung Garuda tersebut diyakini banyak pihak, kalau bung Karno juga melakukan ritual-spiritual semacam Ruwatan, karena bung karno adalah seorang spiritualis.

 

Tinjauan dalam Legenda :
Dewi Winata diceritakan terbelenggu dalam perbudakan oleh saudara perempuannya yang bernama Dewi Kadru, yang sama-sama istri Resi Kasyapa, bersama tiga putranya yang berwujud ular besar (Taksaka). Didalam legenda tersebut diceritakan kalau Dewi Winata dan Dewi Kadru diberi masing-masing satu butir telur oleh Resi Kasyapa. Telur Dewi Kadru menetas lebih dulu yang berupa tiga ular besar (Taksaka), sedangkan telur Dewi Winata menetas agak lama yang berupa burung besar diberi nama Garudeya. Burung Garudeya itulah yang akhirnya mampu melepaskan Dewi Winata dari belenggu perbudakan Dewi Kadru bersama tiga Taksaka putranya.
Demikian tadi tiga contoh yang pernah dilakukan oleh pendahulu kita ketika untuk membebaskan dari belenggu kehidupan atau menghadapi musibah (kala bendhu kebag pageblug). Sementara itu masih banyak contoh lain dari berbagai sumber yang menceritakan hal serupa termasuk pada masa kejayaan Majapahit, tetapi tidak mungkin kami tulis di sini semuanya.

Sementara itu dalam Kitab Suci Al-Qur’an surat Yunus ayat 102, tertulis:
Mereka tidak menunggu-nunggu kecuali (kejadian-kejadian) yang sama dengan kejadian-kejadian (yang menimpa) orang-orang yang telah terdahulu sebelum mereka. Katakanlah: “maka tunggulah, sesungguhnya akupun termasuk orang-orang yang menunggu bersama kamu”.

Sekarang mari kita renungkan barangkali kegiatan serupa bisa menjadi salah satu alternatif untuk menghadapi kondisi saat ini. Semoga kita mampu membangkitkan kembali kejayaan bangsa ini setelah terbelenggu serta mengalami keterpurukan dan kenistaan dalam percaturan global. Entah diri kita dalam artian personal atau pribadi maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

MAKSUD DAN TUJUAN

Ruwatan Sengkala Bur-Manuk merupakan suatu produk universal dari budaya Jawa. Dalam budaya Jawa ada beberapa mancam ruwatan :

  • Ruwatan Sukerta : diperuntukan untuk personal atau pribadi manusia dan tidak bisa dilakukan secara masal (bersamaan). Didalam ruwatan ini ada 40 jenis kondisi manusia (anak) yang mendapatkan sukerta dan harus diruwat. Contoh : ontang-anting, kedhana-kedhini, kembang sepasang, uger-uger lawang, dll.
  • Ruwatan Sengkala : dalam perjalanan waktu (kala) hidup manusia, bila mengalami atau tertimpa permasalahan hidup (sengkala) kita perlu mengadakan ruwatan sengkala. Salah satunya disini adalah ruwatan sengkala Bur-manuk yang akan kita adakan bersama. Ruwatan sengkala ini bisa dilaksanakan secara bersama-sama (masal), karena kita menjalani masa kehidupan yang sama.
  • Ruwatan Sasana : kalau suatu sasana (tempat), entah itu bangunan secara khusus atau suatu daerah (desa, kota, pemerintahan / Negara) dirasa mengalami musibah (sengkala/pageblug) perlu kiranya diadakan ruwatan sasana secara bersama-sama dari penduduk yang menempati daerah tersebut. Karena itulah mulai jaman dahulu, banyak kerajaan yang melakukan ruwatan sasana (ruwatan Rajaweda & Gramaweda). Tetapi saat ini tinggal desa-desa yang melaksanakan ruwatan ini dengan istilah ruwatan desa atau bersih desa atau metri desa. Kalau melihat hal ini, seharusnya pemerintah Kabupaten / Kota, Provinsi, sampai Pemerintah Pusat juga melaksanakan ruwatan ini. Ruwatan Rajaweda untuk para pejabat (pelaksana pemerintahan) dan ruwatan Gramaweda untuk rakyatnya.

Sehingga diharapkan dengan dilaksanakan acara ini selain merupakan salah satu alternative untuk keluar dari belenggu kehidupan dan menghadapi kondisi keprihatinan saat ini (Kala bendhu kebag pageblug). Diharapkan juga mampu mempertemukan dan menyatukan semua komponen bangsa dari keaneragaman agama, suku, bahasa, paham politik dan berbagai hal kepentingan lain.

Sedangkan tujuannya :

  • Meningkatkan dan menggali kembali akar dan nilai-nilai luhur budaya dan sejarah bangsa Indonesia, serta dicerna untuk dipahami sebagai konsep penyelarasan dan penyelesaian permasalahan multi dimensi yang dihadapi negara Indonesia.
  • Menjaga, dan mengembangkan akar silaturahmi antar berbagai komponen masyarakat, agama, suku, pengusaha, seniman, pemimpin adat, pemimpin dan simpatisan partai politik, masyarakat marginal, dll.
  • Menumbuhkembangkan rasa cinta tanah air (Nations Character Building).

TARGET

Target yang ingin dicapai dalam kegiatan ini agar seluruh lapisan masyarakat (pejabat maupun masyarakat umum) dapat mengerti dan memahami makna, hakekat rasa damai di bumi nusantara ini. Diharapkan pula mereka bisa bersatu dan berjuang bersama antara berbagai komponen bangsa dengan pemimpin bangsa dengan penuh rasa “memiliki dan bertanggungjawab” (handharbeni lan hangrungkepi) bangsa dan negara.

MANFAAT

Manfaat semoga terbentuk masyarakat Indonesia khususnya di Kabupaten Malang yang kokoh serta kuat akan budaya dan jati diri bangsa Indonesia dalam arti sebenarnya. Sehingga harkat dan martabat negara kesatuan Republik Indonesia kembali harum di percaturan global.
Selain itu :

    • Individu :

    Disadari atau tidak, diakui atau tidak, semua orang pastilah mengalami berbagai belenggu dalam kehidupannya masing-masing. Belenggu tersebut bisa berupa berbagai permasalahan hidup dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Meliputi masalah sosial dan ekonomi maupun masalah rumah tangga, pekerjaan, perjodohan, dll. Sehingga dalam prosesi ritual Ruwatan Sengkala Bur-manuk tersebut semua orang khususnya peserta, berdoa dan berharap kepada Tuhan Yang Maha Esa, semoga terlepas dari belenggu kehidupannya masing-masing. Seperti halnya Raja Anusapati, Bung Karno, maupun Dewi Winata. Dengan doa simbolik melepaskan burung dari pembelengguan.

      • Kemanusiaan :

      Menumbuh kembangkan rasa kepedulian sosial pada sesama, karena dalam acara tersebut dilaksanakan secara beramai-ramai, bersama-sama dan gotong royong. Selain itu juga diwujudkan dalam bentuk nyata, menumbuhkan kesadaran donor darah pada masyarakat Kabupaten Malang, khususnya para peserta Ruwatan Sengkala Bur-Manuk. Karena dalam filosofi Jawa ketika mengadakan Ruwatan Sengkala selalu diawali dengan prosesi Mijile Ludira Seta. Kalau pada masa dahulu prosesi Mijile Ludira Seta atau keluarnya darah suci sebagai wujud keikhlasan, darah dibuang percuma begitu saja. Tetapi sekarang kita bisa bekerja sama dengan PMI untuk melakukan donor darah, sehingga darah kita bisa lebih bermanfaat untuk menolong sesama. Untuk menghilangkan sengkala dalam kehidupan kita sangatlah baik bila donor darah ini dilakukan secara rutin dan untuk waktunya mengawali donor darah bisa disesuaikan dalam perhitungan hari lahir kita (weton) dengan konsep merujuk Kalender Jawa.

        • Pemerintah Kabupaten Malang :
          • Diakui atau tidak, disadari atau tidak, kalau saat ini ada berbagai permasalahan yang membelenggu kehidupan pemerintahan Kabupaten Malang. Semoga dengan Ruwatan Sengkala Bur-Manuk ini bisa menjadi solusi alternatif.
          • Selama ini daerah Candi Kidal dan sekitarnya (Tajinan) bagaikan terlupakan atau tersisih dari ramainya kehidupan sosial-budaya di Malang Raya. Sehingga denyut kehidupan sosial, budaya, ekonomi maupun sektor kehidupan lainnya kurang begitu terasa. Apalagi jalan poros yang menghubungkan Tumpang – Candi Kidal – Telogo Waru (Kota Malang) bisa dibilang cukup memprihatinkan. Sangat jauh berbeda bila dibandingkan daerah-daerah lain di Kabupaten Malang. Padahal bila dilihat lokasinya, Candi Kidal dan sekitarnya sangat dekat dengan pusat Kota maupun Pemerintahan. Ke arah barat hanya beberapa menit sudah sampai di Kota Malang dan ke arah timur juga hanya beberapa menit sudah sampai di pusat Kota Kecamatan Tumpang.

        Disisi lain, Candi Kidal dalam sejarahnya tidak terpisahkan dengan pusat kerajaan atau pemerintahan. Mulai kerajaan Singhasari, Majapahit, maupun Kadipaten Malang, yang dalam perkembangan zaman menjadi Pemerintah Kabupaten Malang.
        Kita berharap dengan digelarnya acara ini sedikit banyak mampu menggeliatkan berbagai sektor kehidupan di Candi Kidal dan sekitarnya. Terutama sektor pariwisata, ekonomi, sosial, budaya, dsb. Sehingga diharapakan Pemerintah Kabupaten Malang menjadikan acara ini event resmi disetiap tahunnya. Diadakan setiap tahun di hari Kamis Pahing pada bulan Sitra dalam perhitungan Kalender Jawa.

         

        NILAI-NILAI

        Nilai-nilai sosial kemasyarakatan yang dijunjung dan diusahakan dalam acara ini adalah:

        • Religius
        • Ritual tradisi
        • Jati diri
        • Moral
        • Demokrasi
        • Pro aktif
        • Kebersamaan
        • Gorong-royong
        • Adil
        • Profesional
        • Kemanusiaan
        • Pluralitas

         

        SUSUNAN ACARA

        Satu bulan sebelum hari H sudah dibuka pendaftaran peserta.
        Sedangkan jadwal kegiatan pada hari H.

        • 08.00 – 08.30     : Persiapan dan heregristrasi peserta (panitia).
        • 08.30 – 10.30     : Mijile Ludira Seta (Donor darah PMI Kabupaten Malang).
        • 08.30 – 10.30     : Hiburan Jaranan atau Reog.
        • 10.30 – 11.30     : Sambutan – sambutan.
        • 11.30 – 11.45     : Doa Ritual Ruwatan Sengkala Bur-Manuk
        • 11.45 – 12.15     : Prosesi Ruwatan Sengkala Bur-Manuk :
        •                         - Bapak Bupati Malang mewakili pribadi dan pemerintah Kabupaten Malang.                         - Ketua DPRD Malang mewakili pribadi dan rakyat Kabupaten Malang.                         - Pembina LP3BJ & ORMAS “Raket Prasaja” mewakili pribadi dan warga LP3BJ & ORMAS “Raket Prasaja”                         - Seluruh peserta secara bersama-sama.                         - melepaskan burung dan diikuti para peserta.

        • 12.15 – 12.30     : Wilujengan Ruwatan Sengkala Bur-Manuk.
        • 12.30 – 13.30     : Potong Tumpeng dan makan bersama.
        • 13.00 – selesai   : Wayang orang.
        • 13.30 – selesai   : Andum Tirto Suci Sumber Songo.
        • Penutup.

        WAKTU & TEMPAT

        Kegiatan Ruwatan Sengkala Bur-Manuk akan diadakan pada tanggal 14 Sitra, Brahma-Pitaka 2922 dalam Kalender Jawa atau 19 Mei 2011 di Candi Kidal, Tajinan, Kabupaten , Malang.

        RENCANA ANGGARAN BIAYA

        • Sekretariat                                         Rp.           1.000.000
        • Publikasi & Dokumentasi                       Rp.           3.000.000
        • Panggung & Dekorasi                            Rp.           3.000.000
        • Terop, Kursi & Sound Sistem                 Rp.           5.000.000
        • Konsumsi                                            Rp.           5.000.000
        • Tumpeng & Ubo Rampe Ritual                Rp.           3.000.000
        • Burung untuk Ritual                             Rp.           1.000.000
        • Pengadaan Tirta Suci Sumber Sanga        Rp.           3.000.000
        • Kesenian                                             Rp.           5.000.000
        • Transportasi                                        Rp.           2.500.000
        • Keamanan & Kebersihan                        Rp.           2.000.000
        • Dana tak terduga 10%                            Rp.           3.350.000

        Total                                                  Rp.         36.850.000

        Terbilang :       Tiga Puluh Enam Juta Delapan Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah

         

        SUSUNAN PANITIA

        • Pembina                            :           1. Drs. Soekarno, M.si.

                                                        2. KRAT. Rendra Kresna Setyo Nagoro

        • Penasehat                          :           1. Drs. Purnadi, M.si.

                                                              2. Sugeng Hariyono, S.pd.
                                                              3. Drs. Kasiman.

        • Ketua                                :           1. KRT. Sutrimo, RB, SE., MM.

                                                              2. Sudirman.
                                                              3. Saimo, S.pd.

        • Sekretaris                          :           1. Toni Wibowo

                                                              2. Aan Eko Priyanto
                                                              3. Thrie Chandra

        • Bendahara                         :           1. Royke Yusefa

                                                        2. Hany Dendy

        • Seksi-seksi
        • Seksi Perlengkapan                 :           1. Kusmindar

                                                                    2. Supandi
                                                                    3. Sakrim

        • Seksi Konsumsi                       :           1. Suwandi

                                                                    2. Ryke Indranata

        • Seksi Kesenian                        :           1. Iksun H.S

                                                                    2. Mulud

        • Seksi Humas                           :           1. Saimo, S.pd.

                                                                    2. Sugianto

        • Seksi Keamanan                      :           Agus Supriadi
        • Seksi Pembantu Umum           :           1. Rupai

                                                                    2. Sai’in
                                                                    3. Harsono
                                                                    4. Mukhtar
                                                                    5. Imam

        • Seksi Ritual                             :           1. Riyanto

                                                                    2. Rabun
                                                                    3. Darmadji. T

        • Seksi Pendaftaran Peserta       :          

        1. Toni             (085232669368)                   4. Saimo          (081945134328)
        2. Aan              (085646606459)                   5. Sekertariat   (0341-7442198)
        3. Ryke            (085755298801)


        PENGESAHAN PROPOSAL

        Proposal ini dibuat guna mencapai suksesnya kegiatan Ruwatan Sengkala Bur-Manuk di Candi Kidal 14 Sitra, Brahma-Pitaka 2922 Jawa (19 Mei 2011). Semoga niat baik kami dalam kegiatan ini mendatangkan manfaat untuk seluruh masyarakat umum. Amin.

        Malang, 11 April 2011
        LP3BJ & ORMAS “Raket Prasaja”

        Posted under: Kegiatan

        Leave a Reply

        Your email address will not be published. Required fields are marked *

        You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong> <font color="" face="" size=""> <span style="">